ily
2 min readOct 6, 2021

“but there’s nothing like doing nothing with you.”

Gelita saat senyap membisu, netraku mengerjap melihat gatramu duduk termangu disudut bilikku.

Bermandikan cahaya bulan kau terduduk di bawah sana, dengan gelar anak artemis yang disinari cahaya terang ditengah gelapnya malam dan lampu ruangan yg redup, kau terlampau indah.

Perlahan aku selami seluk beluk gelagatmu, mencari kemungkinan buruk yang sedari tadi bersemayam dipikiranku. Dalam netramu hanya ada sembab oleh sebab yang tak terlihat.

Seakan akan esok kita tak bertemu lagi, ku rengkuh tengkukmu ku peluk dirimu erat, dan kau usap suraiku lembut. Kau coba mendekat dan kau bisik mengelitik telingaku.

Hangat dekapmu dan harum ragamu merasuk sukmaku. Nadiku bergetar dadamu berdegup seraya kau genggam jemariku, semakin dalam diriku dalam lekapmu hingga aku tak lagi merasakan dinginnya malam, seaakan menyakinkanku kau tak akan hirap.

Hangat dan asak.

Presensimu membuat ku mengerti tak ada sesuatu yang tidak bisa kita lakukan. Sungguh, tidak ada yang seperti tidak melakukan apa-apa denganmu.

Kau mengajariku cara memberi dan menerima, ajarmu padaku bagaimana bahagia itu datang, kita berdua mencumbu arah yang berbeda tapi kita tau kemana intensi kita berada.

Gelap ini di bilik yang sama kau tatap manik mataku, mengajakku menjamah dunia dengan jemarimu. Hingga sang bulan ditelan gelapnya malam, kau masih mencabarku untuk ikut bersamamu mengelilingi asilum.

“sometimes the things i do astound me mostly whenever you’re around me and lately i seem to walk as though i had wings, bump into things like someone in love each time i look at you.”

Dersik menghampiri,

Mengakhiri dekap, juga dengan harsa. Tanpa ada sepatah kata.

Kau ada dan berada
Kau isi dan mengisi
Kau yang berharga jangan pergi.

Kau tak penuh namun cukup untuk mengisi diriku.